Beberapa hari ini pengurus HIMTI GUNADARMA termasuk saya sedang mampersiapkan beberapa hal untuk acara Inagurasi dan Suksesi Pemilihan Ketua Himpunan Mahasiswa Informatika Gunadarma. Cukup menyita banyak waktu memang persiapan untuk dua evant ini, apalagi dijalani bersamaan dengan UTS. Hal yang mau saya ulas kali ini bukan masalah persiapan dua acara ini seutuhnya, tapi saya ingin mengangkat suatu konfigurasi yang tepat untuk menjadi aktivis dalam suatu kampus.
Organisasi memang sudah menjadi bagian yang sangat menyatu dengan saya sedari saya duduk dibangku Sekolah Menengah Pertama. Terjun langsung dan bersosialisai dengan orang banyak memang sudah menjadi cita-cita saya sewaktu duduk dibangku Sekolah Dasar. Saya pada saat SD adalah pribadi yang sangat individualis dan tidak bisa bersosialisasi degan baik dengan orang disekitar saya bahkan dalam lingkungan keluarga saya sendiri. Ada berberapa faktor yang menjadikan saya sebagai pribadi yang sangat kurang bersosialisasi. Faktor yang pertama adalah faktor "Kepercayaan Diri". Tidak pernah merasa percaya diri membuat saya benar-benar memendam cukup banyak konsep dan ide saya sendiri, bukan tidak mengerti kemana saya harus menuangkannya saja, akan tetapi saya juga harus menata diri saya sendiri untuk memecahkan suatu konflik dalam diri saya. Konflik yang saya maksud disini adalah Krisis Kepercayaan Diri.
Antara Pilihan, Dipilih & Terpilih, saya yakin setiap orang pasti akan bertemu dengan hal ini dalam beberapa titik, atau satu titik dalam hidupnya. Kenapa saya memilih hal ini menjadi judul dari tulisan saya kali ini, adalah karna hal ini saya mampu memecahkan konflik yang ada pada diri saya. Pilihan, Dipilih dan Terpilih membawa saya bisa muncul kepermukaan kehidupan manusia yang sewajarnya dapat bersosialisasi dengan baik. Duduk dibangku SMP memang mungkin masih dianggap sebelah mata untuk berorganisasi. Akan tetapi pada saat saya dihadapkan pada pilihan bahwa saya harus memilih suatu pilihan, karna dipilih oleh banyak orang dan terpilih dari beberapa pilihan. Pada saat itu saya mulai memikirkan skala prioritas. Apa sih skala prioritas yang saya maksud? Skala prioritas yang saya maksud adalah dimana saya harus membuat suatu keputusan untuk maju atau mundur. Maju atau Mundur merupakan pilihan yang sudah ada, hal pertimbangan saya adalah saya sudah dipilih dan terpilih. Disini jelas saya harus menggunakan skala prioritas tersebut. Saya dipilih oleh banyak orang berarti banyak orang percaya kepada saya untuk maju, dan pertimbangannya saya sudah layak dipercaya atau tidak. Saya terpilih dari banyak pilihan lain oleh beberapa orang, pertimbangannya saya sudah terpercaya atas keputusan beberapa pihak ataupun orang. Menentukan suatu pilihan berarti kita harus menimbang pilihan itu dari segi dampak positif dan negatif yang ada pada setiap pilihan. Berarti, komposisi untuk menimbangnya bukan lagi 50%:50% akan tetapi 60%:40%. Inilah yang saya bilang skala prioritas.
Comments
Post a Comment