Skip to main content

Featured post

Pemimpin Tanggung

Banyak dari kegitan saya yang terlibat dengan banyak ornag dan saya harus berinteraksi dengan pemimpin-pemiimpin pada kegiatan saya sehari-harinya. Bekerja pada suatu perusahaan dengan kegiatan kampus dan kegiatan lainnya membuat saya harus belajar sangat ketat dalam mengatur waktu seharusnya. Kembali lagi pada prioritas,itulah yang biasanya yang menjadi bahan pertimbangan yang sangat tepat untuk saya membagi waktu.Dibalik itu semua butuh juga yang namanya "kedewasaan diri", hal ini sering kali terlupakan oleh banyak orang. Tak terpungkiri saya pribadi sering menghiraukan kedawasaan diri saya, #rasanya sering ingin mentertawakan diri sendiri. Pagi ini saya ditemani secangkir air putih di meja kerja saya yang sangat berantakan,melanjutakan beberapa tilisan yang harus saya lanjutkan di blog saya ini. Back to the topic, bahasan yang harusa dilanjutkan "pemimpin tanggung". Pemimpin yang saya akan bahas adalah pemimpin yang masih tanggung untuk memimpin. Rasanya say

XMOODNIZER

Entrepreneur?entah kenapa sekarang lagi ngetrend banget sama suatu hal yang berkaitan dengan hal ini. Kata "entrepreneur" merupakan kata yang sangat asing bagi saya beberapa tahun lalu, atau lebih tepatnya 3 tahun lalu pada saat saya baru saja menjadi mahasiswa. berawal dari ketertarikan saya  untuk bergabung dalam suatu wadah perhimpunan mahasiswa kampus, saya lebih membuka diri untuk menjadi mahasiswa yang juga mengerti kebutuhan dan keinginan banyak mahasiswa. Bagi saya pribadi mendengarkan seseorang itu cukup sulit. Tingkat kesulitannya adalah saya tidak bisa hanya mendengar dengan telinga saya  saja, tapi harus menyimak,meresapi,membayangkan dan masih banyak hal lagi yang harus saya pertimbangkan ketika mendengarkan seseorang.

XMOODNIZER group yang dibentuk degan teman-teman dan saya juga masuk didalamnya. Awal ketertaikan saya ikut bergabung dalam group ini adalah bukan karna mereka adalah teman-teman dekat saya, tapi lebih kepada saya bisa melihat bahwa group ini masih mentah. Mentah yang saya maksud adalah group ini masih belum terbentuk, tapi baru akan terbentuk. Kebetulan juga pribadi saya sendiri lebih cenderung memilih membangun dari awal, ketimbang mengembangkan ataupun  memajukan sesuatu group. Visi yang kita bangun sendiri masi terbilang satu tujuan, mungkin yang kurang adalah misi yang kita punya masih terpecah.

Hubungan saya dengan rekan-rekan diXmoodnizer masih belum terbilang sangat dekat dengan seluruh anggotanya. Kekeluargaan yang coba kami bangun juga ternyata membuat sedikit gesekan terhadap profesionalisme yang harusnya kami tanamkan dan terapkan dalam setiap pekerjaan yang ada. Susah rasanya saya memprediksi kedepannya,tapi herannya kenapa saya selalu memiliki rasa optimis akan xmood. memang banyak pandangan yang lebih menyudutkan akan kegagalan. Menyikapi hubungan kami, saya lebih memilih "BERSERAH".

Kenapa saya harus berserah untuk menyikapi hubungan saya dengan rekan-rekan saya. Pastinya ini juga akan menjadi pertanyaan yang saya akan terima. Satu hal yang sudah tertanam pada diri saya "Berserah bukan berarti menyerah, tapi tak berhenti percaya". Satu-satunya ilmu yang mendasar dalam hidup saya adalah "Hidup dengan Penuh Pengharapan". Kalau memang harapan saya memang sukses bersama xmood berarti saya juga harus percaya bahwa saya pasti bisa sukses bersama Xmood. Tugas selanjutnya setelah percaya adalah berusaha untuk mencapai harapan tersebut menjadi kenyataan dengan tindakan-tindakan yang diperlukan untuk sukses. Karna yang tidak mungkin adalah sukses tidak akan datang dengan sendirinya kepada diri kita kalau tidak ada potensi sukses pada diri kita.

Adanya rasa Kasih diantara kami hanya itu yang bisa mempersatukan team kami sampai saat ini dan seterusnya. Merawat Kasih tidak mudah, banyak stimulasi yang harus kami konsumsi setiap harinya. Hadirnya inspirasi adalah salah satu stimulasi yang pokok bagi kami untuk selalu berkarya dan menghasilkan karya-karya yang spektakuler.

Comments

Popular Posts