Siapkah kita memulai ‘normal yang baru’?
9 Bulan kerja lebih banyak dirumah, banyak buat perubahan untuk seluruh masyarakat Indonesia belakangan. Serangan Virus Covid-19 yang dimulai dari negara Cina di akhir tahun 2019, dan pada bulan maret mulai terdeteksi masuk di Indonesia, Pemerintah Indonesia putar otak untuk mengatur strategi melawan serangan virus yang telah menelan banyak korban meniggal dunia dan menganalisa untuk mengambil keputusan-keputusan penting bagi negara. New Normal Indonesia mulai menata pola hidup baru untuk berdamai dengan si Virus Covid-19.
Berjalan hampir setahun, pamdemi sudah merubah banyak kebiasaan masyarakat dunia, tak terkecuali masyarakat Indonesia. Penerapan 3M (memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan dengan sabun) menjadi langkah awal untuk pemerintah melindungi seluruh masyarakat Indonesia tetap terlindungi dari penyebaran Covid 19.
Tanggapan WHO
Epidemiolog Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Dr. Maria Van Kerkhove dalam sebuah briefing mengungkapkan bahwa sepertinya kita perlu ‘diam di rumah untuk sedikit lebih lama lagi’ dan bahwa lockdown dan pembatasan perlu dilonggarkan dengan strategis—tidak sekaligus—bila kita mau kembali bekerja dan memulai kembali ekonomi ‘secepat mungkin’.
Menurut WHO, negara-negara yang ingin merelaksasi tindakan penekanan penularannya perlu memenuhi beberapa kriteria, termasuk transmisi yang terkontrol. Fasilitas kesehatan juga perlu meningkatkan kapasitas tes, isolasi, dan perawatan pasien positif, serta kemampuan pelacakan orang-orang yang yang kontak fisik dengan mereka.
Memakai masker, mungkin menjadi salah satu perubahan yang sangat terlihat dengan kasat mata. Kemanapun dan dimanapun, masyarakat diharuskan menggunakan masker, terutama di tempat umum. Suka tidak suka, masyarakat harus mengikuti peraturan pemerintah untuk selalu mengenakan masker. Menjaga jarak dan mencuci tangan dengan sabun juga menjadi kebiasaan yang sangatlah sulit untuk masyarakat Indonesia, mengingat masyarakat sendiri masih kurang menyadari betapa Virus ini belum pasti penyebarannya darimana. Pembiasaan menjaga jarak, juga sulit diterapkan di Indonesia, yang mana masyarakat Indonesia memiliki kebiasaan hidup kekeluargaan dan berkelompok, hal ini menjadi faktor yang sangat sulit untuk dirubah dengan waktu singkat. Begitu pula dengan mencuci tangan, Indonesia dengan masyarakatnya masih terbilang tradisional, juga terbiasa makan menggunakan tangan tanpa bantuan alat makan, seperti garpu ataupun sendok, ini jadi perhatian penting untuk pemerintah merubah kebiasaan masyarakat untuk semakin lebih sering mencuci tangan dengan sabun. Kesadaran masyarakat juga sangat dibutuhkan untuk mencegah penyebaran virus corona.
Comments
Post a Comment