Skip to main content

Featured post

Pemimpin Tanggung

Banyak dari kegitan saya yang terlibat dengan banyak ornag dan saya harus berinteraksi dengan pemimpin-pemiimpin pada kegiatan saya sehari-harinya. Bekerja pada suatu perusahaan dengan kegiatan kampus dan kegiatan lainnya membuat saya harus belajar sangat ketat dalam mengatur waktu seharusnya. Kembali lagi pada prioritas,itulah yang biasanya yang menjadi bahan pertimbangan yang sangat tepat untuk saya membagi waktu.Dibalik itu semua butuh juga yang namanya "kedewasaan diri", hal ini sering kali terlupakan oleh banyak orang. Tak terpungkiri saya pribadi sering menghiraukan kedawasaan diri saya, #rasanya sering ingin mentertawakan diri sendiri. Pagi ini saya ditemani secangkir air putih di meja kerja saya yang sangat berantakan,melanjutakan beberapa tilisan yang harus saya lanjutkan di blog saya ini. Back to the topic, bahasan yang harusa dilanjutkan "pemimpin tanggung". Pemimpin yang saya akan bahas adalah pemimpin yang masih tanggung untuk memimpin. Rasanya say

Agama sebagai Landasan Hidup Manusia

Agama adalah merupakan suatu keyakinan yang dipercayai oleh hampir semua umat di dunia ini. Agama ini difungsikan sebagai dasar-dasar kehidupan manusia, walau sekarang ini sudah banyak orang yang berfikiran berbeda akan hal ini. Umat  manusia dasarnya sangat menjunjung tinggi agama sebagai dasar pedoman hidupnya, dan termasuk juga saya yang menempatkan agama sebagai dasar prinsip hidup saya, dimana saya percaya bahwa Tuhan adalah yang mempunyai kehidupan manusia yang mana Tuhanlah sebagai pencipta manusia. Menurut saya, agama memberikan saya pengetahuan dimana saya dapat mengetahui yang mana pantas dilakukan oleh manusia layaknya mahkluk Tuhan yang special.

Perbincangan tentang agama dan masyarakat memang tidak akan pernah selesai, seiring dengan perkembangan masyarakat itu sendiri. Baik secara teologis maupun sosiologis, agama dapat dipandang sebagai instrument untuk memahami dunia. Dalam konteks itu, hampir-hampir tak ada kesulitan bagi agama apapun untuk menerima premis tersebut. Secara teologis hal itu dikarenakan oleh watak omnipresent agama. Yaitu, agama, baik melalui simbol-simbol atau nilai-nilai yang dikandungnya “hadir dimana-mana”, ikut mempengaruhi, bahkan membentuk struktur sosial, budaya , ekonomi dan politik serta kebijakan publik. Dengan ciri ini, dipahami bahwa dimanapun suatu agama berada, ia diharapkan dapat memberi panduan nilai bagi seluruh diskursus kegiatan manusia, baik yang bersifat sosial-budaya, ekonomi maupun politik. Sementara itu, secara sosiologis tak jarang agama menjadi faktor penentu dalam proses transformasi dan modernisasi.

Landasan hidup itu sendiri adalah benteng pondasi seseorang dalam menjalani kehidupan. Akan tetapi, belakangan ini banyak manusia yang tidak lagi meletakkan agama sebagai landasan hidupnya, hal ini ditengarahi oleh karna adanya pergeseran konsep pemikiran manusia di zaman sekarang ini menjadi lebih tinggi, sehingga manusia cenderung terlihat tidak lagi terlihat mengandalkan Tuhan sebagai sumber dari kehidupannya, akan tetapi lebih mengandalkan kemampuan diri sendiri sebagai kekuatan dasar yang dapat memajukan dirinya ke tempat yang di nilai berderajat tinggi di lingkungan  masyarakat.

Comments

Popular Posts